Proses Tumbuhnya Awan Cumulonimbus (Cb)

Awan Cumulonimbus (Cb)  adalah sebuah awan vertikal yang menjulang sangat tinggi dan padat. Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, yaitu "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. 

Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan kondisi atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan Cumulonimbus terbentuk dari awan cumulus (terutama dari cumulus congestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, yaitu sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.

Baca Juga Proses Terjadinya Petir

https://en.wikipedia.org/wiki/Thunderstorm#/media/File:Thunderstorm_formation.jpg


Terjadinya petir sangat terkait erat dengan fase pertumbuhan awan Cb. Awan Cb merupakan awan yang mempunyai ukuran vertikal yang lebih besar daripada ukuran horizontalnya. Pertumbuhan awan Cb dapat menimbulkan muatan induksi pada permukaan bumi dan menimbulkan medan listrik. Awan dan bumi dapat dianggap sebagai kedua plat kondensator. Jika medan listrik yang terjadi melebihi kekuatan dielektrik udara (kekuatan tembus udara), maka akan terjadi pelepasan muatan dan pada saat itu akan terjadi sambaran petir. 

Ada tiga fase pertumbuhan awan Cb yang berdasarkan kecepatan dan arah pada arus udara vertikal yang terjadi di dalamnya, yaitu sebagai berikut :


1. Fase Tumbuh 


Pada fase ini, di dalam awan cumulus (Cu) terjadi arus udara ke atas (updraft) yang semakin kuat dan mencapai maksimum pada puncak awan. Endapan belum tampak, karena tetes-tetes air / es tertahan oleh adanya arus udara ke atas di sekelilingnya, menyebabkan terjadinya percampuran, sehingga tetes air belum mencapai permukaan bumi akan menguap lagi. Suhu udara di dalam awan Cb lebih besar daripada suhu udara sekitarnya (dalam ketinggian yang sama). Pada fase ini biasanya telah terjadi petir dengan frekuensi yang kecil. Tahap ini biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit (Byers :1974) 

2. Fase Dewasa / Masak 


Fase ini dimulai bila jumlah serta ukuran tetes-tetes air maupun kristal-kristal es telah sedemikian besarnya menyebabkan tidak tertahan lagi oleh arus ke atas (updraft) di dalam awan, akhirnya jatuh ke permukaan tanah. Hal tersebut akan menimbulkan gaya-gaya gesekan dalam awan yang merubah arus udara ke atas menjadi arus udara turun (down darft) di beberapa bagian awan, sedangkan arus udara ke atas masih berlangsung terus (Soejitno,1973). Sel-sel awan Cb aktif bekerja sehingga frekuensi terjadinya petir pada tahap ini cukup besar. Tahap ini berlangsung sekitar 15-30 menit (Byers :1974). 

 3. Fase Punah 


Pada fase ini arus udara ke atas sudah tidak ada, sedangkan aliran arus ke bawah (downdraft) meluas di seluruh sel awan dan kondensasi akan segera berhenti. Udara turun semakin lemah hingga suhu dalam sel awan sama dengan suhu sekitarnya hingga awan Cb menjadi punah. Tahap ini berlangsung sekitar 20-30 menit (Byers, 1974). Tjasyono (2008) menyebutkan bahwa pada fase ini kondisi petir dalam tingkat pelenyapan (disipasi) yang ditandai dengan lebih dari setengahnya terdiri atas arus udara ke bawah (downdraft), dan berangsur-angsur aktifitas awan mereda sehingga turbulensi menjadi lemah dan hujan berkurang sampai menjadi gerimis (drizzle) yang akhirnya awan badai mati atau lenyap. 

Quran Surat AnNur 24: 43.Artinya,
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya, kemudian Allah menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan Cumulus Nimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dihindarkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan"

Dampak Awan Cumulonimbus Pada Penerbangan


Pakar uji terbang dari FlightFocus Setyo Soekarsono mengatakan pesawat tak akan bertahan di dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat yang terjebak awan cumulonimbus akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Ia mengibaratkan pesawat di dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yang diombang-ambing angin. Mengutip dari tribunnews.com, Pakar dirgantara mengatakan dalam awan Cumulonimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengkilat, kalau butiran es itu masuk ke engine maka dapat menyebabkan matinya engine.

Salah satu tragedi penerbangan yang disebabkan oleh awan cumulonimbus adalah penerbangan AirAsia QZ8501. Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu disebut-sebut jatuh karena terjebak Cumulonimbus. AirAsia QZ8501 diduga melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh.



Blog, Updated at: 13:35:00

1 komentar:

Unknown said...

maaf pak, izin bertanya, bolehkah saya meminta file atau alamat untuk mencari Citasi siklus awan Cumulunimbus yang berlangsung selama satu jam itu. karya dari Byers 1974

Popular Posts